Manfaat dan Fungsi media
pembelajaran
Perolehan pengetahuan siswa seperti digambarkan Edgar Dale menunjukan bahwa
pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa
verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya siswa hanya
mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengeti makna yang terkandung dalam
kata tersebut. Hal semacam ini dapat menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh
sebab itu sebaiknya diusahakan agar pengalaman siswa menjadi lebih konkret,
pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang
ingin dicapai, yang dapat dilakukan melalui kegiatan yang mendekatkan siswa
dengan kondisi yang sebenarnya.
Hal, lain penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal selain
dapat menimbulkan verbalisme dan kesalahan persepsi, juga gairah siswa untuk
menangkap pesan akan semakin kurang, karena siswa kurang diajak berpikir dan
mengahayati pesan pesan yang disampaikan. Padahal, untuk memahami sesuatu perlu
keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis. Pada kenyataannya, memberikan
pengalaman langsung kepada siswa bukan sesuatu yang mudah, sebab bukan hanya
menyangkut segi perencanaan dan waktu saja yang dapat menjadi kendala, akan tetapi memang ada
sejumlah pengalaman yang sangat tidak mungkin dipelajari secara langsung oleh
siswa. Katakanlah ketika guru ingin memberikan informasi tentang kehidupan di
dasar laut, maka tidak mungkin pengalaman diperoleh secara langsung oleh siswa.
Oleh karena itu peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam suatu
kegiatan belajar mengajar. Guru dapat menggunakan film televisi, atau gambar
untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada siswa. Melalui media
pembelajran hal yang bersifat abstrak bisa menjadi lebih kongkret.
Memperhatikan penjelasan di atas, maka secara khusus media pembelajaran
bermanfaat untuk:
1.
Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa
tertentu
Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka
dapat diabadikan dengan foto, film, atau direkam melalui video atau audio,
kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapatdigunakan manakala diperlukan.
Guru dapat menjelaskan proses terjadinya gerhana matahari yang langka melalui
hasil rekaman video. Atau bagaiman proses perkembangat ulat menjadi kupu-kupu;
proses perkembangan bayi dalam rahim dari melalui sel telur dibuahi sampai
menjadi embrio dan berkembag menjadi bayi. Demikian juga dalam pelajran IPS
guru dapat menjelaskan bagaimana terjadinya peristiwa proklamasi melaui
tayangan film, gambar, dan sebagainya.
2.
Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu
Melaui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan
pelajaran yang bersifat abstrak menjadi kongkret sehingga mudah dipahami dan
dapat menghilangkan verbalisme. Selain itu, media pembelajaran juga dapat
membantu menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak dapat mungkin untuk
ditampilkan didalam kelas. Benda atau objek yang terlalu besar misalkan,
alat-alat perang, berbagai binatang buas, benda-benda langit dan lain
sebagainya, guru dapat menfaatkan film slide, foto-foto atau gambar.
3.
Menambah gairah dan motivasi belajar siswa
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa
sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.
Sebagai contoh sebelum menjelaskan materi pelajran tentang populasi, untuk
dapat menarik perhatian siswa terhadap topik tersebut, maka guru memutar film
terlebih dahulu tentang banjir atau tentang kotoran limbah industri dan lain
sebagainya.
Menurut Kemp & Dayton (1985;3-4)
meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan penggunaan media
pembelajaran, penerimaannya serta pengintegrasiannya ke dalam program-program
pengajaran berjalan amat lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian
yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral
pembelajaran dikelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai
berikut :
1. Penyampaian
pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar
penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para guru
menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan penggunaan
media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama
dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan dan
aplikasi lebih lanjut.
2. Pembelajaran
bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan
membuatsiswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan,
daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat
menimbulkan keingintahuan menyebabkansiswa tertawa dan berpikir, yang
kesemuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan
minat.
3. Pembelajaran
menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip
psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan
penguatan.
4. Lama
waktu pembelajaran yang diperlukan dipersingkat karena kebanyakan media hanya
memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam
jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5. Kualitas
hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai
media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan
cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas.
6. Pembelajaran
dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau diperlukan terutama jika
media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
7. Sikap
positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar
dapat ditingkatkan.
8. Peran
guru dapat berubah ke arah yang lebih positif, beban guru untuk penjelasan yang
berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan
sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses
belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasihat siswa.
Dale (1969:180) mengemukakan bahwa
bahan-bahan audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan
aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen
paling penting dalam sistem pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir
untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat
berikut dapat terealisasi:
1. Meningkatkan
rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas;
2. Membuahkan
perubahan signifikan tingkah laku siswa;
3. Menunjukkan
hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan dan minat siswa dengan
meningkatnya motivasi belajar siswa;
4. Membawa
kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa;
5. Membuat
hasil belajar lebih bermakna bagi bergbagai kemampuan siswa;
6. Mendorong
pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi
dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar;
7. Memberikan
umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak
telah mereka pelajari;
8. Melengkapi
pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang bermakna dapat
dikembangkan;
9. Memperluas
wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan
membuat generalisasi yang tepat;
10. Meyakinkan
diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka
membangun struktur konsep dan sistem gagasan bermakna.
Sudajana & Rivai (1992;2)
mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :
1. Pembelajaran
akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
siswa;
2. Bahan
pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa
dan memungkinkannya menguasai dan mencapat tujuan pembelajaran;
3. Metode
mengajar akan lebih bervariasi mata-mata komunikasi verbal melalui penuturan
kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan
tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;
4. Siswa
dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, memerankan, dll.
Encyclopedia
of Educational Research dalam Hamalik (1994;15) merincikan
manfaat media pendidikan sebagai berikut:
1. Meletakkan
dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
2. Memperbesar
perhatian siswa.
3. Meletakkan
dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat
pelajaran lebih mantap.
4. Memberikan
pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan
siswa.
5. Menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
6. Membantu
tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
7. Memberikan
pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efesiensi
dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Dari uraian pendapat beberapa ahli
diatas dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis penggunaan media pembelajaran
di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :
1. Media
pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2. Media
pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan
lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai
dengan kemampuan dan minatnya.
3. Media
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
4. Media
pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang
peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya
interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui
karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
- Media
pembelajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap
materi pembelajaran yang disajikan,
- Media
pembelajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar anak didik
berdasarkan latar belakang sosil ekonomi,
- Media
pembelajaran dapat membantu anak didik dalam memberikan pengalaman belajar
yang sulit diperoleh dengan cara lain,
- Media
pembelajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur
tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar mereka,
misalnya menyaksikan pemutaran film tentang suatu kejadian atau peristiwa.
rangkaian dan urutan kejadian yang mereka saksikan dan pemutaran film tadi
akan dapat mereka pelajari secara teratur dan berkesinambungan,
- Media
pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk berusaha
mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan,
- Media
pembelajaran dapat mengurangi adanya verbalisme dalain suatu proses (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka) (Latuheru, 1988:23-24).
Sedangkan menurut Sadiman, dkk. (2002:16), media pengajaran
dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya:
1.
Obyek yang terlalu besar bisa digantikan dengan
realita, gambar, film, atau model
2.
Obyek yang kecil bisa dibantu dengan menggunakan
proyektor, gambar,
3.
Gerak yang terlalu cepat dapat dibantu dengan
timelapse atau high-speed photography,
4.
Kejadian atau peristiwa di masa lampau dapat
ditampilkan dengan pemutaran film, video, foto, maupun VCD,
5.
Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin)
dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan
6.
konsep yang terlalu luas (missal yang unung berapi,
gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film,
gambar, dan lain-lain.
Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
perlu direncanakan dan dirancang secara sistematik agar media pembelajaran itu
efektif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa pola
pemanfaatan media pembelajaran, yaitu :
1. Pemanfaatan media dalam situasi kelas atau di dalam
kelas, yaitu media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan
tertentu dan pemanfaatannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam
situasi kelas,
2.
Pemanfaatan media di luar situasi kelas atau di luar
kelas, meliputi
(a) Pemanfaatan secara bebas yaitu media yang digunakan tidak
diharuskan kepada pemakai tertentu dan tidak ada kontrol dan pengawasan pembuat atau pengelola media, serta pemakai tidak dikelola dengan prosedur dan pola tertentu, dan (b) Pemanfaatan secara terkontrol yaitu media itu digunakan dalam serangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan untuk dipakai oleh sasaran pemakai (populasi target) tertentu dengan mengikuti pola dan prosedur pembelajaran tertentu hingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut,
(a) Pemanfaatan secara bebas yaitu media yang digunakan tidak
diharuskan kepada pemakai tertentu dan tidak ada kontrol dan pengawasan pembuat atau pengelola media, serta pemakai tidak dikelola dengan prosedur dan pola tertentu, dan (b) Pemanfaatan secara terkontrol yaitu media itu digunakan dalam serangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan untuk dipakai oleh sasaran pemakai (populasi target) tertentu dengan mengikuti pola dan prosedur pembelajaran tertentu hingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut,
3.
Pemanfaatan media secara perorangan, kelompok atau
massal, meliputi
(a) Pemanfaatan media secara perorangan, yaitu penggunaan media oleh seorang saja (sendirian saja), dan (b) Pemanfaatan media secara kelompok, baik kelompok kecil (2—8 orang) maupun kelompok besar (9—40 orang),
(a) Pemanfaatan media secara perorangan, yaitu penggunaan media oleh seorang saja (sendirian saja), dan (b) Pemanfaatan media secara kelompok, baik kelompok kecil (2—8 orang) maupun kelompok besar (9—40 orang),
4.
Media dapat juga digunakan secara massal, artinya
media dapat digunakan oleh orang yang jumlahnya puluhan, ratusan bahkan ribuan
secara bersama-sama. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan
bahwa seorang guru dalam memanfaatkan suatu media untuk digunakan dalarn proses
belajar mengajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka penggunaan media pembelajaran memiliki
beberapa fungsi sebagai berikut:
· Fungsi
komunikatif. Media pembelajaran digunakan untuk memudahkn
komunikasi antara penyampai pesan dan penerima pesan. Kadang-kadang penyampai
pesan alami kesulitan manakal harus menyampaikan pesan dengan hanya
mengandalkan bahasa verbal saja. Demikian juga penerima pesan, sering mengalami
kesulitan dalam menagkap materi yang disampaikan, khususnya materi-materi yang
bersifat abstrak. Bagaimana agar pesan mudah ditangkap dan tidak menimbulkan salah
persepsi? Harus dijadikan pertimbangan utama para pengembang media.
·
Fungsi
motivasi. Dapat kita bayangkan pembelajaran yang hanya mengandalkan suara melalui
ceramah tanpa melibatkan siswa secara optimal seperti yang digambarkan pada
pola terpisah, bukan hanya dapat menimbulkan kebosanan pada diri siswa sebagai
penerima pesan, akan tetapi juga dapat mengganggu suasana belajar. Dengan
menggunakan media pembelajaran, diharapkan siswa akan lebih termotivasi dalam
belajar.
·
Fungsi
kebermaknaan. Melalui penggunaan media, pembelajaran dapat lebih
bermakna, yakni pembelajaran bukan hanya dapat meningkatkan penambahan
informasi berupa data dan fakta sebagai pengembangan aspek kognitif tahap
rendah, akan tetapi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis dan
mencipta sebagai aspek kognitif tahap tinggi. Bahkan lebih dari itu dapat
meningkatkan aspek sikap dan keterampilan.
·
Fungsi
penyamaan persepsi. Walaupun
pembelajaran di setting secara klasikal, namun pada kenyatannya proses belajar
terjadi secara individual. Kalau kita memiliki 40 siswa yang belajar, mungkin
ada 40 macam pemikiran atau ada 40 jenis persepsi yang yang datang dari
masing-masing pemikiran siswa. Artinya, bisa terjadi setiap siswa akan
menginterpretasi materi pelajaran secara berbeda.
·
Fungsi
individualitas. siswa datang
dari latar belakang yang berbeda baik dilihat dari status sosial ekonomi maupun
dari latar belakang pengalamannya, sehingga memungkinkan gaya dan kemampuan
belajarnya pun tidak sama. Pemanfaatan media pembelajaran berfungsi untuk dapat
melayani kebutuhan sikap individu yang memiliki minat dan gaya belajar yang
berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar