Rabu, 06 Januari 2016

ALIRAN REALISME DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN

ALIRAN REALISME DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN

Realisme berpandangan bahwa objek-objek indera adalah riil dan berada sendiri tanpa bersandar kepada pengetahuan lain atau kesadaran akal. Dalam perspektif epistemologi maka aliran realisme hendak menyatakan bahwa pemahaman subjek ditentukan atau dipengaruhi oleh objek. Realisme cenderung untuk menganggap akal sebagai salah satu dari beberapa benda yang keseluruhannya dinamakan alam dan juga penekanan bahwa dunia luar berdiri sendiri dan tidak tergantung pada subjek. Dalam kaitan dengan nilai, pandangan Realisme menyatakan bahwa nilai bersifat absolut, abadi namun tetap mengikuti hukum alam yang berlaku. pendidikan sebenarnya dimaksudkan sebagai kajian atau pembelajaran disiplin-disiplin keilmuan yang melaluinya.

Kata Kunci : realisme, subjek objek, nilai

PENDAHULUAN
Teori ini mempunyai pandangan realistis terhadap alam. Pengetahuan menurut realisme adalah gambaran yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata (dari fakta). Hal ini tidak ubahnya seperti gambaran yang terdapat dalam foto. Dengan demikian, realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat bila sesuai dengan kenyataan. Realisme adalah aliran yang menyatakan bahwa objek-objek pengetahuan yang diketahui adalah nyata dalam dirinya sendiri. (Ihsan, Fuad, 2010:90).

Realisme adalah reaksi terhadap keabstrakan dan ”kedunia-lainan” dari filsafat idealisme. Titik tolak utama realisme adalah bahwa objek-objek dari indera muncul dalam bentuk apa adanya (Knight, 2007:81). Aliran Realisme dalam filsafat bersanding dekat dengan aliran Idealisme meski dalam posisi yang dikotomik. Dalam pengertian filsafat, realisme berarti anggapan bahwa objek indera kita adalah real ; benda-benda ada, adanya itu terlepas dari kenyataan bahwa benda itu kita ketahui, atau kita persepsikan atau ada hubungannnya dengan pikiran kita.
Dalam filsafat pendidikan Realisme mendefinisikan dirinya sebagai aliran filsafat pendidikan dengan basis dasar epistemologi bahwa dunia luar berdiri tanpa tergantung keberadaan kita, realitas dapat diketahui melalui pikiran manusia.


ANALISA DAN PEMBAHASAN
            Menurut Power (1982), implikasi filsafat pendidikan realisme adalah sebagai berikut: Tujuan pendidikan realisme: Pendidikan merupakan suatu proses untuk meningkatkan diri guna mencapai yang sesuatu yang abadi, dan juga penyesuaian hidup dan tanggung jawab sosial.  
Bagi para Realis, dunia sosial ada secara independen dari apresiasi manusia terhadapnya. Individu dipandang sebagai seseorang yang dilahirkan dan hidup dalam dunia sosial yang memiliki realitas sendiri. Ini bukanlah sesuatu yang diciptakan oleh individu di luar sana. Secara ontologis, hal itu ada sebelum keberadaan dan kesadaran dari setiap manusia tunggal. Bagi realis, dunia sosial memiliki eksistensi yang sama keras dan konkritnya seperti alam.
Aliran realisme menyatakan bahwa pengetahuan seseorang diperoleh lewat sensasi dan abstraksi. Sensasi dalam hal ini adalah digunakannya. Panca indera manusia untuk menemukan pengetahuan bagi dirinya. Melalui panca inderanya maka manusia dapat menangkap berbagai macam objek riil di luar dirinya dan kemudian dilanjutkan dengan proses abstraksi, yaitu proses pengambilan kesan-kesan umum sehingga kesan ini kemudian disimpan dalam kesadaran seseorang. Pengetahuan menurut para realis berawal dari objek-objek fisik yang kemudian dipikirkan secara logis ataupun dimaknai secara etis. Objek-objek fisik pengetahuan sendiri bersifat independen dari tindakan mengetahui. Objek tidak akan mengalami perubahan apapun perbedaan pengetahuan manusia tentangnya. Sehingga objek tidak akan pernah terpengaruh oleh interpretasi yang dapat benar ataupun mengelabui. Meja kayu tetapakan berupa kayu apapun konsepsi manusia tentangnya. Konsep atau pengetahuan yang dibangun dan dibentuk oleh proses mental pada dasarnya hanyalah alat untuk mengetahui objek,dan ia bukanlah representasi yang sesungguhnya dari objek itu sendiri. Aspek aksiologis banyak berkaitan dengan bidang nilai. Pertanyaan-pertanyaan dasarnya adalah apakah nilai itu bersifat absolut ataukah justru bersifat relatif? Masalah nilai menjadi sangat penting dalam konteks filsafat pendidikan. Dalam pendidikan tidak hanya berbicara mengenai proses transfer pengetahuan, melainkan juga menyangkut penanaman nilai. Dalam kaitan dengan nilai, pandangan Realisme menyatakan bahwa nilai bersifat absolut, abadi namun tetap mengikuti hukum alam yang berlaku. Melalui konsep nilainya tersebut kelompok realis juga menyatakan bahwa mata pelajaran yang dilaksanakn disekolah pada intinya adalah untuk menerangkan realitas objektif dunia, sehingga studi-studi disekolah lebih banyak didasarkan pada kajian-kajian ilmu kealaman atau sains. Hal ini banyak dimaklumi mengingat bahwa melalui sains lah realitas itu tergelar secara objektif dan menantang manusia untuk memahaminya. Menurut realisme, sumber semua pengetahuan manusia terletak pada keteraturan lingkungan hidupnya. Realisme memandang bahwa baik dan buruknya keadaan manusia tergantung pada keturunan dan lingkungannya. Perbuatan seseorang adalah hasil perpaduan antara pembawa-pembawa fisiologis dan pengaruh-pengaruh lingkungannya.
Manfaat mempelajarinya melalui pembelajaran tematik diharapkan adanya perubahan perilaku peserta didik menuju kedewasaan, baik fisik, maupun mental/intelektual, moral maupun sosial.

PENUTUP
Realisme adalah reaksi terhadap keabstrakan dan ”kedunia-lainan” dari filsafat idealisme. Titik tolak utama realisme adalah bahwa objek-objek dari indera muncul dalam bentuk apa adanya (Knight, 2007:81). Aliran filsafat realisme memperlihatkan bahwa suatu yang riil atau sesuatu yang benar adalah sesuatu yang merupakan gambaran nyata atau salinan sebenarnya dari dunia realitas. Implikasinya Realisme dalam pendidikan adalah kebutuhan dasar dan hak yang mendasar bagi manusia dan kewajiban penting bagi semua masyarakat untuk memastikan bahwa semua anak-anak dilahirkan dengan pendidikan yang baik.



DAFTAR PUSTAKA

Knight, Goerge R. 2007. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Gama Media.
Bakhtiar, Amsal. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT RajaGrafindo
            Harapan. Ihsan, Fuad. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta.



               PGSD 3/D21
               Hp : 081310097258



Tidak ada komentar:

Posting Komentar