BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah
yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan
kepada kemampuan anak untuk mengahafal informasi yang diingatnya itu untuk
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika anak didik
kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, akan tetapi mereka
miskin aplikasi.
Dalam upaya
peningkatan kualitas pendidikan, Standar Proses Pendidikan (SPP) memiliki peran
yang sangat penting. Oleh sebab bagaimanapun idealnya standar isi dan standar
lulusan serta standar-standar lainnya, tanpa didukung oleh standar proses yang
memadai, maka standar-standar tersebut tidak akan memiliki nilai apa-apa. Dalam
konteks itulah standar proses pendidikan merupakan hal yang harus mendapat
perhatian bagi pemerintah.
Dalam
implementasi Standar Proses Pendidikan, guru merupakan komponen yang sangat penting,
sebab keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru
sebagai ujung tombak. Oleh karena itulah supaya peningkatan kualitas pendidikan
seharusnya dimulai dari pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang
harus dimiliki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena kita yakin tidak
semua tujuan bisa dicapai oleh hanya satu strategi tertentu.
Bagaimanapun
idealnya suatu kurikulum tanpa diikuti oleh kemampuan guru dalam
mengimplementasikannya dalam kegiatan proses pendidikan, maka kurikulum itu
tidak akan memiliki makna. Berkaitan dengan itu, standar proses pendidikan bagi
guru berfungsi sebagai pedoman dalam membuat perencanaan program pembelajaran,
baik program untuk periode tertentu maupun program pembelajaran harian, dan
sebagai pedoman untuk implementasi program dalam kegiatan nyata di lapangan.
Oleh sebab itu, guru perlu memahami dan mengahayati prinsip-prinsip standar
sproses pendidikan.
Agar guru dapat
memhami standar proses pendidikan dengan baik, pastinya seorang guru atau
pendidik memerlukan strategi untuk mengatur bagaimana standar proses pendidikan
itu bisa berjalan dengan baik pada saat diaplikasikan di kelas pada peserta
didiknya. Kemampuan guru untuk mampu memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang
apa itu strategi pembelajaran dan bagaiamana strategi pembelajaran yang baik
harus ditunjang dengan rasa ingin tahu juga daya kreatifitas agar guru tersebut
mampu untuk mengetahui strategi apa yang cocok untuk diterapkan pada peserta
didiknya.
Dalam dunia
pendidikan pada khususnya kegiatan belajar mengajar, strategi sangat
dibutuhkan. Belajar mengajar adalah suatu kegatan yang bernilai edukatif yang
didalamnya terdapat interaksi antara pengajar/guru dengan peserta didik/siswa.
Dalam konteks
pengajaran, strategi dimaksudkan sebagai daya upaya pengajar/guru dalam
menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
mengajar agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dan
berhasil guna. Oleh karena itu, seorang guru dituntut memiliki kemampuan
mengatur secara umum komponen-komponen pembelajaran sehingga terjalin
keterkaitan fungsi abtar komponen pembelajaran yang dimaksud.
Strategi belajar
mengajar terdiri atas semua komponen materi pengajaran dan prosedur yang akan
digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan kata
lain, strategi belajar mengajar juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu
yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai (Hamdani,2011:19). Strategi
pembelajaran juga merupakan sebuah pembelajaran turunan dari model pembelajaran
dimana ketika seorang guru sudah mengetahui model pembelajaran apa yang akan
dia gunakan dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, strategi pembelajaran
merupakan aspek penunjang untuk bisa menggerakkan model pembelajaran yang akan
di terapkan.
Jika seorang
guru memiliki model pembelajaran untuk diberikan kepada peserta didik tapi ia
tidak memiliki strategi bagaimana model tersebut akan diberikan atau diterapkan
pada peserta didiknya maka bisa dikatakan guru tersebut masih belum memahami
standar proses pendidikan yang baik untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
kedepannya dimana tonggak awal dari kehidupan bangsa ke depan adalah seorag anak
yang dididik sejak dini agar ia bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi
kedepannya.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Hakikat Strategi Pembelajaran?
2. Bagamanakah
konsep strategi belajar mengajar?
3. Apa
sajakah jenis-jenis Strategi Pembelajaran?
4. Bagaimana
cara memilih strategi pembelajaran?
5. Bagaimanakah
pengembangan strategi pembelajaran yang ada pada saat ini?
C. Tujuan
1. Diharapkan
mahasiswa mampu memahami apa itu hakikat strategi pembelajaran.
2. Diharapkan
mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep dari strategi pembelajaran.
3. Diharapkan
mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis strategi pembelajaran itu seperti apa.
4. Diharapkan
mahasiswa mampu mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi
pemilihan sebuah strategi pembelajaran.
5. Diharapkan
mahasiswa mengetahui bagaimanakah pengembangan strategi pembelajaran yang ada
pada saat ini .
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A.
Definisi
Hakikat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Hakikat memiliki dua definisi,
yaitu :
1. Definisi
berarti : intisari atau dasar. Contoh : dia yg menanamkan “hakikat” ajaran
Islam di hatiku;
2. Definisi
berarti : kenyataan yg sebenarnya (sesungguhnya): Contoh : pada “hakikat”nya
mereka orang baik-baik; syariat palu-memalu, pd -- nya adalah balas-membalas,
pb kebaikan harus dibalas dng kebaikan
Pengertian Hakikat
Kata hakikat (Haqiqat) merupakan kata benda yang
berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata “Al-Haqq”, dalam bahasa indonesia
menjadi kata pokok yaitu kata “hak“ yang berarti milik (ke¬punyaan), kebenaran,
atau yang benar-¬benar ada, sedangkan secara etimologi Hakikat berarti inti
sesuatu, puncak atau sumber dari segala sesuatu.
Dapat disimpulkan bahwa Hakikat adalah kalimat atau
ungkapan yang digunakan untuk menunjukkan mak¬na yang yang sebenar¬nya atau
makna yang paling dasar dari sesuatu seperti benda, kondisi atau pemikiran,
Akan tetapi ada beberapa yang menjadi ung¬kapan yang sudah sering digunakan
dalam kondisi tertentu, sehingga menjadi semacam konvensi, hakikat seperti
disebut sebagai haki¬kat secara adat kebiasaan.
B.
Definisi
Strategi
Apa yag dimaksud dengan strategi? Strategi
berasal dari kata Yunani, Strategia, yang
berarti ilmu peranga tau panglima perang. Berdasarkan arti kata tersebut,
strategi adalah suatu seni merancang operasi di dalam peperangan, seperti
cara-cara mengatur posisi atau siasat berperang, angkatan darat atau laut. Strategia juga dapat diartikan sebagai
suatu keterampilan mengatur kejadian atau peristiwa.
Menurut KBBI, strategi adalah ilmu dan seni
yang menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan
tertentu dalam perang dan damai. Dalam konteks pengajaran, menurut Gagne,
strategi adalah kemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan
masalah, dan mengambil keputusan (Iskandarwassid dan Danang Sunendar, 2008:
2-3).
Secara
umum strategi mempunyai pengertian suatu garus-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Berkaitan dengan
belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru
dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan
sebagai a plan, method, or series of
activities designedto achieves a particular educational goal (J.R.David,
1976). Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
C. Definisi Belajar, Mengajar, dan
Pembelajaran
a. Belajar dan Mengajar
Apakah belajar itu? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu. Berikut ini adalah beberapa definisi belajar
menurut para ahli :
a)
Menurut Gagne, belajar adalah proses
dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat pengalaman.
b)
Menurut Skinner, belajar adalah suatu
proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara
progresif. Belajar juga dapat dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang
belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, jika ia tidak belajar,
responnya menurun. Dengan demikian, belajar diartikan sebagai suatu perubahan
dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respons.
c)
Menurut Robert M Gagne, belajar adalah
suatu proses yang kompleks dan hasil belajar berupa kapabilitas. Timbulnya kapabilitas
disebabkan stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang
dilakukan oleh pelajar.
Berdasarkan beberapa definisi belajar tersebut dapat didmpulkan
bahwa belajar pada dasarnya berbicara tentang tingkah laku seseorang yang
berubah sebagai akibat pengalaman yang berasal dari lingkungannya. Dari
pengertian tersebut tersirat bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya
perubahan tingkah laku sebelum kegiatan belajar mengajar di kelas, seorang guru
perlu menyiapkan atau merencanakan berbagai pengalaman belajar yang akan
diberikan pada peserta didik dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
Bila terjadi proses belajar, bersama itu pula terjadi proses
mengajar. Hal ini kiranya mudah dipahami karena jika ada yang belajar sudah
tentu ada yang mengajar dan begitu pula sebaliknya. Dalam proses belajar
mengajar, guru sebagai pengajar dan siswa sebagai subjek belajar, dituntut
adanya profil kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap, dan
tata nila, serta sifat-sifat pribadi agar proses itu dapat berlangsung dengan
efektif dan efisien.
b. Pembelajaran
Pembelajaran
adalah proses membuat orang belajar. Guru bertugas membantu orang belajar
dengan cara memanipulasi lingkungan sehngga siswa dapat belajar dengan mudah,
artinya guru harus mengadakan pemilihan terhadap berbagai strategi pembelajaran
yang ada, yang paling memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal.
Berikut
beberapa teori tentang pembelajaran :
1.
Warsita (2008:85) “Pembelajaran adalah
suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk
membelajarkan peserta didik”.
2.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
Pasal 1 Ayat 20 “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
3.
Sudjana (2004:28) “Pembelajaran dapat
diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan
agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak,
yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang
melakukan kegiatan membelajarkan”.
4.
Corey (1986:195) “Pembelajaran adalah
suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi
khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran
merupakan subset khusus dari pendidikan”.
5.
Dimyati dan Mudjiono (1999:297)
“Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar”.
6.
Trianto (2010:17) “Pembelajaran merupakan
aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan”.
Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi
berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam
makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan
siswanya (mengarhkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam
rangkan mencapai tujuan yang diharapkan.
Istilah
pembelajaran berhubungan erat dengan pengertan belajar dan mengajar. Belajar,
mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa
guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Mengajar meliputi segala hal yang guru
lakukan di dalam kelas. Sementara itu, pembelajaran
adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan
profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Jadi,
pembelajaran adalah suatu aktvtas yang dengan sengaja untuk memodifikasi
berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu
tercapainya tujuan kurikulum.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Hakikat
Strategi Pembelajaran
Strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dilain
pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama
untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah
tujuan pembelajaran.
Strategi belajar
digambarkan sebagai sifat, tingka laku yang tidak teramati, atau langkah nyata
yang dapat diamati.
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya
atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertenu. Dalam hal ini
adalah tujuan pembelajaran. Pada mulanya istilah strategi banyak
digunakan
dalam
dunia
militer
yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam
mencapai tujuan. Misalnya seorang manajer atau pimpinan perusahaan yang menginginkan keuntungan dan kesuksesan yang besar akan menerapkan suatu strategi dalam mencapai tujuannya itu, seorang pelatih akan tim
basket akan menentukan strategi yang dianggap tepat untuk dapat memenangkan suatu pertandingan.
Begitu juga
seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi yang
terbaik. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kemp (1995). Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang
instruktur, guru, widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi yang
berkaitan
dengan pembelajaran, yakni: (a)
strategi pengorganisasian pembelajaran, (b)
strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) strategi pengelolaan pembelajaran.
a.
Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai
struktural
strategi, yang mengacu pada
cara untuk membuat
urutan dan mensintesis
fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang
berkaitan. Strategi pengorganisasian, lebih lanjut
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Startegi mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang
berkisar pada satu konsep, atau
prosedur atau prinsip. Strategi makro mengacu kepada metode untuk
mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip. Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urusan, membuat sintesis dan rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pada penentapan konsep apa yang
diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu pada keputusan untuk
menata dengan urutan tertentu konsep yang akan diajarkan. Pembuatan sintesis diantara konsep prosedur atau
prinsip. Pembauatn rangkuman mengacu
kepada keputusan tentang bagaimana
cara melakukan tinjauan ulang konsepnserta kaitan yang sudah diajarkan.
b.
Strategi Penyampaian Pembelajaran.
Strategi penyampaian
isi pembelajaran
merupkan komponen
variable metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi strategi penyampaian pembelajaran adalah: (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2)
menyediakan informasi atau bahan-
bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja.
c.
Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan
pembelajaran
merupakan
komponen variabel
metode
yang berurusan
dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar
dengan
variabel
metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan
dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian
dan strategi penyampaianmana yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling tidak, ada 3 (tiga) klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan
kemajuan belajar siswa, dan motivasi.
B.
Konsep Dasar Strategi Pembelajaran
Konsep
dasar strategi belajar mengajar ini meliputi hal-hal: (1)
menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku pebelajar; (2) menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan
terhadap masalah belajar mengajar, memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar; dan (3) norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dikaitkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru, murid
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Newman
dan Mogan strategi dasar setiap usaha meliputi
empat masalah masing-masing adalah sebagai berikut.
1.
Pengidentifikasian dan penetapan spesifiakasi dan kualifikasi hasil yang harus dicapai dan menjadi sasaran
usaha tersebut dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang memerlukannya.
2.
Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang ampuh untuk mencapai sasaran.
3.
Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai akhir.
4.
Pertimbangan dan penetapan tolok ukur dan ukuran baku yang akan digunakan untuk menilai keberhasilan usaha yang dilakukan.
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang
diinginkan sebagai hasil belajar
mengajar yang dilakukan. Dengan
kata
lain apa yang harus
dijadikan sasaran dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Sasaran ini
harus dirumuskan secara jelas dan konkrit sehingga mudah dipahami
oleh peserta didik. Perubahan perilaku dan kepribadian yang kita inginkan
terjadi setelah siswa mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar itu harus jelas, misalnya dari tidak
bisa membaca berubah menjadi dapat membaca. Suatu kegiatan belajar mengajar tanpa
sasaran yang jelas, berarti kegiatan tersebut dilakukan tanpa arah atau tujuan yang pasti. Lebih jauh suatu usaha atau kegiatan
yang tidak punya arah atau tujuan pasti, dapat menyebabkan terjadinya
penyimpangan- penyimpangan dan tidak tercapainya hasil yang diharapkan.
Kedua, memilih cara
pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara kita memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori
apa
yang kita gunakan dalam memecahkan suatu kasus akan mempengaruhi hasilnya. Suatu masalah yang
dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan berbeda, akan menghasilkan
kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama. Norma-norma sosial seperti baik, benar, adil, dan sebagainya
akan melahirkan
kesimpulan yang berbeda bahkan mungkin bertentangan kalau
dalam cara pendekatannya menggunakan berbagai disiplin ilmu. Pengertian-pengertian, konsep, dan teori ekonomi tentang baik, benar, atau adil, tidak sama dengan baik,
benar atau adil menurut
pengertian konsep dan teori antropologi. Juga akan tidak sama apa yang dikatakan baik, benar atau adil kalau kita menggunakan pendekatan agama karena pengertian, konsep, dan teori agama mengenai baik, benar atau adil itu jelas berbeda dengan konsep ekonomi maupun antropologi. Begitu juga
halnya dengan cara pendekatan terhadap kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran. Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar
yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi siswa agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau
supaya murid-murid terdorong dan mampu berfikir bebas dan cukup keberanian untuk
mengemukakan pendapatnya sendiri. Perlu dipahami bahwa suatu metode mungkin hanya cocok dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang berbeda hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang sama.
Ketiga, menetapkan
norma-norma
atau
kriteria
keberhasilan
sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas- tugas yang
telah dilakukannya. Suatu program baru bisa diketahui keberhasilannya setelah dilakukan
evaluasi. Sistem
penilaian dalam kegiatan belajar mengajar
merupakan salah
satu
strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar lain. Apa yang harus dinilai dan bagaimana penilaian itu harus dilakukan termasuk kemampuan yang
harus dimiliki oleh guru. Seorang siswa dapat dikategorikan sebagai murid yang berhasil bisa dilihat dari berbagai segi.
Bisa dilihat dari segi kerajinannya mengikuti tatap muka dengan guru, perilaku sehari-hari di sekolah, hasil ulangan, hubungan sosial, kepemimpinan, prestasi olah
raga, keterampilan dan sebagainya atau dilihat dan berbagai aspek.
Keempat
dasar
strategi
tersebut merupakan
satu kesatuan yang utuh
antara dasar
yang satu dengan dasar yang lain saling menopang dan tidak bisa dipisahkan.
C.
PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Pada
bagian ini akan dijelaskan bagaimana memilih strategi pembelajaran. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran guru kaku dengan mempergunakan
satu atau dua metode, dan menterjemahkan metode itu
secara sempit dan menerapkan metode di kelas dengan metode yang
pernah ia baca, metode pembelajaran merupakan cara
untuk menyampaikan,
menyajikan, memberi latihan,
dan memberi contoh pelajaran
kepada siswa, dengan demikian
metode dapat
di kembangkan dari
pengalaman, seseorang guru yang berpengalaman dia dapat menyuguhkan materi kepada siswa, dan siswa mudah menyerapkan
materi yang disampaikan oleh guru secara sempurna dengan mempergunakan metode yang dikembangkan dengan dasar pengalamannya, metodemetode dapat
dipergunakan secara variatif,
dalam arti kata kita tidak boleh monoton dalam suatu metode .
Dalam suatu pembelajaran, diperlukan strategi yang
tepat agar tujuan atau kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. Berikut ini
ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi belajar mengajar
(Iskandarwassid dan Dadang suhendra, 2008: 1659-175).
1. Karakteristik
Peserta Didik
Peserta didik sebagai orang yang
belajar merupakan subjek yang penting dalam proses pembelajaran. Dalam
pemilihan strategi belajar mengajar, pengajar harus memperhatikan karakteristik
peserta didik antara lain sebagai berikut.
a. Kematangan
mental dan kecakapan Intelektual
b. Kondisi
fisik dan kecakapan Psikomotor
c. Umur
d. Jenis
kelamin
2. Kompetensi
Dasar yang Diharapkan
Kompetensi dasar merupakan
pernyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
nilai-nilai yang di refleksikan dalam kebiasaan berfikir dan betrindak setelah
pesertadidik menyelesaikan suatu aspek atau sub aspek mata pelajaran
tertentu.strategi pembelajaran harus dipilih sesuai dengan kompetensi dasar
yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
3. Bahan
Ajar
Bahan ajar merupakan informasi yang
harus di serap peserta didik melalui pembelajaran yang menyenangkan. Sebisa
mungkin peserta didik dapat merasakan manfaat bahan ajar setelah
mempelajarinya.
4. Sarana/Prasarana
Belajar
Menurut KBBI, sarana adalah segala
suatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai tujuan. Sarana belajar
adalah segala suatu yang langsung dapat dipakai peserta didik dalam belajar
untuk mencapai suatu kompetensi dasar tertentu. Prasarana adalah segala suatu
yang merupakan penunjang utama terselengaranya suatu proses.
5. Kemampuan/Kecakapan
Pengajar Memilih dan Menggunakan Strategi Belajar Mengajar
Kemampuan ini berkenaan dengan
ketepatan pemilihan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang selaras
dan serasi.
Strategi pembelajaran yang dipilih
pengajar/guru selayaknya didasari
berbagai pertimbangan sesuai situasi, kondisi, dan lingkungan yang akan
dihadapinya. Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari (Ahmadi,
dkk, 2011:8-9)
a. Rumusan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan;
b. Analisis
kebutuhan dan karateristik peserta didik yang dihasilkan; dan
c. Jenis
materi pelajaran yang akan dikomunikasikan
Keberhasilan
suatu proses belajar mengajar ditentukan sejak kita mentukan strategi
pengajarannya.
KRITERIA
PEMILIHAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MENURUT GERLACH DAN ELY
1.
Efesiensi
Dengan
kata lain mereka dianggap telah mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan strategi ekspository tersebut memang merupakan strategi yang efesien
untuk pencapaian tujuan yang bersifat hapalan. Untuk mencapai tujuan tersebut
dengan strategi inquiriy mungkin oleh suatu konsep, bukan haya sekedar menghapal.
Metode
terkhir ini memang membawa siswa pada suatu pengertian yang sama dengan yang
dicapai melalui ekspository, tetapi pencapaiannya jauh lebih lama. Namun
inquiry membawa siswa untuk mempe;ajari konsep atau prinsip yang berguna untuk
mengembangkan kemampuan menyelidiki.
2.
Efektivitas
Strategi
yang paling efesien tidak selalu merupakan strategi yang efektif. Jadi
efisiensi akan merupakan pemborosan bila tujuan akhir tidak tercapai. Bila
tujuan tercapai, masih harus dipertanyakan seberapa jauh efektifitasnya. Suatu
cara untuk mengukur efektivitasnya ialah dengan jalan menentukan trasferbilitas
(kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip yang dipelajari. Kalau tujuan dapat
dicapai dalam waktu yang lebih singkat dengan suatu strategi tertentu dari pada
strategi yang lain, maka strategi itu efesien. Kalau kemampuan menstransfer
informasi atau skill yang di pelajari lebih besar di capai melalui suatu
strategi tertentu dibandingkan strategi yang lain,maka strategi tersebut lebih
efektif untuk pencapaian tujuan.
3.
Kriteria lain
Pertimbangan
lain yang cukup penting dalam penentuan strategi maupun metode adalah tingkat
keterlibatan siswa. Strategi inquiry biasanya memberikan tantangan yang lebih
intensif dalam hal keterlibatan siswa. Pada strategi ekspository, siswa cenderung
lebih pasif. Biasanya guru tidak secara murni mengunakan ekspository maupun
discovery, melainkan campuran. Guru yang kreatif akan melihat tujuan yang akan
di capai dan kemampuan yang dimiliki siswa, kemudian memilih strategi yang lain
efektif dan efesien untuk mencapainya.
Dalam proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih metode- metode dari sekian banyak metode yang
telah ditemui oleh para ahli sebelum ia
menyampaikan materi pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
1.
Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan
Mengajar merupakan usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya
mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga
meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Karena itu strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian secara terintegritas. Pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan
sekolah menengah,
program studi diatur
dalam
tiga kelompok. Pertama,
program pendidikan
umum.
Kedua, program pendidikan akademik. Ketiga, Program Pendidikan Agama, PKn,
Penjas dan Kesenian dikelompokkan ke dalam program pendidikan
umum.
Program pendidikan
akademik bidang studinya berkaitan dengan keterampilan. Karena itu metode yang digunakan lebih berorientasi
pada masing-masing ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang terdapat dalam pokok bahasan. Umpamanya ranah psikomotorik lebih dominant dalam pokok bahasan tersebut, maka metode demonstrasi yang dibutuhkan, siswa berkesempatan mendemostrasikan materi secara bergiliran di dalam kelas atau di lapangan. Dengan demikian metode yang kita pergunakan tidak terlepas dari bentuk dan muatan materi dalam
pokok bahasan yang
disampaikan kepada siswa. Dalam pengelolaan pembelajaran terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui di antaranya:
a.
Interaktif
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi baik antara guru dan siswa, siswa dengan siswa atau
antara siswa
dengan lingkungannya. Melalui proses interaksi memungkinkan kemampuan siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual.
b.
Inspiratif
Proses pembelajaran
merupakan
proses
yang
inspiratif,
yang memungkinkan
siswa untuk mencoba dan
melakukan sesuatu. Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya sndiri, sebab pengetahuan pada dasarnya bersifat subjektif yang bisa
dimaknai oleh setiap subjek belajar.
c.
Menyenangkan
Proses pembelajaran
merupakan
proses
yang menyenangkan.
Proses
pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan dengan menata ruangan yang apik
dan
menarik dan pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi,
yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan sumber- sumber belajar yang relevan.
d.
Menantang
Proses
pembelajaran merupakan proses yang menantang siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan itu dapat ditumbuhkan dengan cara
mengembangkan rasa
ingin tahu siswa melalui kegiatan mencobaoba,
berpikir intuitif atau bereksplorasi.
e.
Motivasi
Motivasi
merupakan aspek yang sangat penting untuk membelajarkan
siswa. Motivasi
dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak dan melakukan sesuatu.
Seorang guru harus dapat menunjukkan pentingnya pengalaman
dan materi
belajar
bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya
sekadar untuk memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya.
2.
Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang
Waktu
yang
tersedia dalam pemberian
materi pelajaran satu
jam pelajaran 45
menit, maka metode yang
dipergunakan telah dirancang sebelumnya, termasuk di dalamnya perangkat
penunjang pembelajaran, perangkat pembelajaran itu
dapat
dipergunakan oleh guru secara berulang-ulang, seperti transparan, chart,
video pembelajaran, film,
dan
sebagainya. Metode
pembelajaran disesuaikan dengan materi, seperti Bidang Studi Biologi, metode yang akan diterapkan adalah metode praktikum, bukan berarti metode lain tidak kita pergunakan, metode ceramah sangat perlu yang waktunya dialokasi sekian menit untuk memberi petunjuk, aba-aba,
dan arahan. Kemudian memungkinkan mempergunakan metode diskusi, karena dari hasil praktikum siswa memerlukan diskusi kelompok untuk
memecah masalah/ problem yang mereka
hadapi.
3.
Jumlah Siswa
Idealnya metode yang kita terapkan di dalam kelas perlu mempertimbangkan jumlah siswa yang hadir, rasio guru
dan siswa
agar proses belajar mengajar efektif, ukuran kelas menentukan
keberhasilan
terutama pengelolaan
kelas
dan penyampaian materi. Para
ahli
pendidikan berpendapat bahwa mutu pengajaran akan tercapai apabila mengurangi besarnya kelas, sebaliknya pengelola pendidikan mengatakan bahwa kelas yang kecil-kecil cenderung tingginya
biaya pendidikan dan latihan. Kedua pendapat ini bertentangan, manakala kita dihadapkan pada mutu, maka kita membutuhkan biaya yang sangat besar, bila pendidikan mempertimbangkan biaya sering mutu pendidikan
terabaikan,
apalagi
saat ini kondisi masyarakat Indonesia mengalami krisis
ekonomi yang
berkepanjangan. Pada
sekolah
dasar umumnya mereka menerima siswa maksimal 40 orang, dan sekolah lanjutan maksimal 30 orang. Kebanyakan ahli pendidikan berpendapat idealnya satu kelas pada sekolah dasar dan sekolah lanjutan 24 orang Ukuran kelas besar dan jumlah siswa yang banyak, metode ceramah lebih efektif, akan tetapi yang perlu kita ingat metode ceramah memiliki banyak kelemahan dibandingkan metode lainnya, terutama dalam
pengukuran keberhasilan
siswa. Disamping
metode ceramah
guru dapat melaksanakan
Tanya jawab,
dan diskusi.
Kelas
yang kecil dapat
diterapkan
metode tutorial karena pemberian
umpan
balik dapat cepat
dilakukan,
dan perhatian terhadap
kebutuhan individual lebih dapat dipenuhi.
4.
Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar
Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman, pribahasa mengatakan ”Pengalaman adalah guru yang baik”, hal ini diakui di lembaga pendidikan, kriteria guru
berpengalaman, dia telah
mengajar selama lebih kurang 10
tahun, maka sekarang bagi calon kepala sekolah boleh mengajukan permohonan menjadi kepala sekolah bila telah mengajar minimal 5 tahun. Dengan demikian
guru harus memahami
seluk-beluk persekolahan. Strata pendidikan bukan
menjadi jaminan utama dalam keberhasilan belajar
akan
tetapi pengalaman yang menentukan, umpamanya guru peka terhadap masalah, memecahkan masalah, memilih metode yang tepat, merumuskan tujuan
instruksional, memotivasi siswa, mengelola siswa, mendapat umpan balik dalam
proses belajar mengajar. Jabatan guru adalah jabatan profesi, membutuhkan pengalaman
yang panjang sehingga kelak menjadi profesional, akan tetapi professional guru belum terakui seperti profesional lainnya terutama dalam upah (payment), pengakuan (recognize). Sementara guru diminta memiliki pengetahuan menambah pengetahuan (knowledge esspecialy dan
skill) pelayanan (service) tanggung jawab
(responsbility)dan persatuan (unity) (Glend Langford,1978). Disamping berpengalaman, guru
harus berwibawa. Kewibawaan merupakan syarat mutlak yang bersifat abstrak bagi guru karena guru
harus berhadapan dan mengelola siswa yang berbeda latar belakang akademik dan sosial, guru merupakan sosok tokoh yang disegani bukan ditakuti oleh anak-anak didiknya.
Kewibawaan ada pada orang dewasa,
ia tumbuh berkembang mengikuti kedewasaan, ia perlu dijaga dan dirawat, kewibawaan mudah luntur oleh perbuatan-perbuatan
yang tercela pada diri sendiri masing-masing. Jabatan
guru adalah
jabatan profesi
terhomat, tempat orang-orang bertanya, berkonsultasi, meminta pendapat, menjadi suri tauladan dan sebagainya, ia mengayomi semua lapisan masyarakat.
D.
PENGEMBANGAN
STRATEGI PEMBELAJARAN
Dalam strategi pembelajaran
terdapan berbagai pengembangan atau inovasi yang dapat digunakan agar proses
belajar mengajar tidak monoton. Untuk mencapai pembelajaran yang
berkualitas/unggul maka perlu dirancang strategi yang inovatif. Berikut beberapa macam inovasi pada strategi
pembelajaran yang ada pada saat ini :
1.
Strategi
Pembelajaran PAKEM
Dewasa ini, pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student center)
lebih dikenal dengan istilah PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan) yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pembelajaran
Aktif
Pembelajaran aktif memiliki
persamaan dengan model pembelajaran Self
Discovry Learning, yakni pembelajaran yang dilakukan peserta didik untuk
menanyakan kesimpulan sendiri sehingga dapat menjadikan nilai baru yang dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
2) Pembelajaran
Kreatif
Pembelajaran kreatif menuntut guru
untuk mampu merangsang kreativitas peserta didik, baik dalam mengembangkan
kecakapan dalam berfikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berfikir
kreatif selalu dimulai dengan berfikir kritis, yakni menemukan dan melahirkan
sesatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu.
3) Pembelajaran
Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan
efektif jika mampu memberikan pengalaman baru, membentuk kompetensi peserta
didik, serta mengantarkan mereka ketujuan yang ingin dicapai secara optimal.
Peserta didik harus didorong untuk menafsirkan informasi yang disajikan oleh
guru sampai informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat. Dalam
pelaksanaannya, memerlukan proses pertukaran pikiran, diskusi dan perdebatan
dalam rangka pencapaian pemahaman yang sama terhadap materi standar juga dengan
ditunjangnya lingkungan yang memadai
4) Pembelajaran
Menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan
adalah adanya hubungan yang baik antara peserta didik dan pendidik dalam posisi
pembelajaran. Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan, memilih
materi yang tepat, serta memilih dan mengembangkan strategi yang dapat
melibatkan peserta didik secara optimal.
2.
Strategi
Pembelajaran Model Pelatihan
Taksonomi Bloom mengklasifikasikan
hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, psikomotor.
Keterampilan psikomotor adalah keterampilan yang merupakan integrasi fungsi
motorik dan proses psikologis. Dalam hal ini, keterampilan psikomotor adalah
kemampuan seseorang melakukan kerja dengan melibatkan indra, yang dilatih
secara berulang-ulang dalam bentuk perbuatan yang tersusun dan terkoordinasi.
Secara umum ranah motorik menjadi lima perangkat. Kelima perangkat itu adalah
sebagai berikut :
a. Peniruan
b. Pemanipulasian
c. Ketelitian
d. Penggabungan
e. Otomatisasi
3.
Strategi
Pembelajaran Generatif
Pembelajaran generatif terdiri atas
empat tahap ( Osborne dan Cosgrove) yaitu sebagai berikut :
a. Pendahuluan
atau eksplorasi
Pada tahap ini, guru membimbing
siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap pengetahuan, ide, atau konsep awal
yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari atau diperoleh dari pembelajaran
pada tingkat kelas sebelumnya. Peran guru hanya berupa stimulus,
aktivitas/tugas seperti melalui demonstratsi/penelusuran terhadap permasalahan
yang dapat menunjukkan data dan fakta.
b. Pemfokusan
Tahap ini juga disebut tahap
pengenalan konsep dan atau intervensi. Pada tahap ini, siswa melakukan
pengujian hipotesis melalui kegiatan laboratorium atau dalam model pembelajaran
yang lain.
c. Tantangan
atau tahap pengenalan konsep
Setelah siswa memperoleh data,
selanjutnya menyimpulkan dan menulis dalam lembar kerja. Para siswa diminta
mempresentasikan temuannya dalam diskusi kelas. Karena melalui diskusi kelas
akan terjadi proses tukar pengalaman diantara siswa.
d. Penerapan
konsep
Pada tahap ini, siswa diajak untuk
dapat memecahkan masalah dengan menggunakan konsep barunya atau konsep benar
dalam situasi baru yang berkaitan dengan hal-hal praktis dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya
atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertenu. Dalam hal ini
adalah tujuan pembelajaran.
Konsep dasar strategi belajar mengajar ini meliputi hal-hal: (1) menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku pebelajar; (2)
menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah
belajar mengajar, memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar; dan (3) norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dikaitkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru, murid
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
B.
Saran
Diharapkan dengan dibuatnya makalah tentang strategi
pembelajaran ini dapat membuat kita mahasiswa calon pendidik memahami bagaimana
strategi pembelajaran yang akan kita gunakan pada saat kita mengajar kelak,
agar peserta didik dapat lebih baik menyerap ilmu yang kita berikan.
DAFTAR PUSTAKA
Sagala,
Syaiful. (2010). Konsep dan
Makna Pembelajaran. Bandung:
Alfabeta
Hardini, Israini. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori,Konsep dan Implementasi. Jakarta:
Familia
Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Jurnal Strategi
Pembelajaran dan Pemilihannya Direktori UPI
Jurnal Pentingnya Strategi Dan Metode
Pembelajaran
Dalam Kegiatan
Belajar Mengajar direktori UNJ
Aunurrahman. (2010). Belajar
dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Djamarah, Saiful Bahri dan Zain Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Ahmadi, Iif Khoiru. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: PT. Prestasi Pustaka
Raya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar